Sabtu, 06 April 2013

Je t'aime pour sans raison, chéri. (Part 2)

Je t'aime pour sans raison, chéri. (Part 2)

∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞

Aku masih mengingat kejadian di hari-5, tepatnya kemarin, saat kegiatan classmeet, aku juga masih mengingat tatapan dari remaja laki-laki itu, tatapannya yang dingin dan membuatku berdegup, aku.. masih mengingatnya, sangat mengingatnya. Aku ingat wajahnya, tinggi badannya, warna kulitnya, bentuk hidungnya, caranya berdiri, caranya tertawa dan bercanda dengan teman-temannya, entah kenapa.. semua itu tiba-tiba saja muncul didalam kepalaku. 

Semua yang aku lihat hari itu, semuanya bermunculan secara bersamaan dikepalaku. Apa aku.. menyukainya? Hanya dengan satu tatapan dingin yang dia lemparkan padaku sudah membuatku seperti ini? Mungkin, reaksiku terlalu berlebihan. 
Itu hanya tatapan dingin biasa, remaja laki-laki memang suka melontarkan tatapan seperti itu pada remaja putri mana pun. Tak elak, aku pun mungkin saja sudah jadi korban.

Ke-ingintahu-an ku tentang remaja itu benar-benar sudah membuatku tak sanggup hanya berdiam diri dirumah, menunggu liburan selesai, dan ketika sudah masuk sekolah, aku hanya perlu menunggu dia lewat didepan tangga atau mungkin didepan ruang ujianku atau mungkin, tepat didepanku, yah, aku tak bisa hanya diam saja.


Yasudah lah... mungkin, aku memang harus menunggu, sampai waktu liburan selesai dan masuk sekolah. 


∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞


Akhirnya, setelah penantian yang sedikit lama, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari Senin, hari yang ditunggu-tunggu, hari dimana aku akan bertemu dengan remaja laki-laki misterius itu. Aku benar-benar tak tahu perasaan apa yang aku rasakan, yang jelas, rasanya campur aduk, antara senang, takut, malu, dan netral. 
Pagi itu, aku datang berbarengan dengan seorang remaja laki-laki yang gaya dan caranya berjalan hampir mirip dengan remaja laki-laki yang aku lihat saat classmeet futsal. Tinggi badannya pun sama, warna kulitnya sedikit lebih tua daripada yang kemarin aku lihat, gaya rambutnya.. hampir mirip, dan tiba-tiba ada seorang murid yang meneriakkan nama seseorang dari arah jam 7, sontak setelah mendengar teriakan itu aku terkejut. 

Siapa itu tidak punya sopan santun pagi-pagi sudah teriak-teriak? Tak punya malu.
Namun, disaat sedang menggerutu dalam hati, tiba-tiba remaja yang tadi datang bersamaku, dia berbalik kearahku, dan ternyata... wajahnya sangat mirip dengan remaja laki-laki yang aku temui sewaktu classmeet. Apakah remaja ini adalah yang waktu itu? Tapi.. aku tak yakin.

Dengan sigap, remaja itu segera berlari ke arah temannya yang tadi berteriak memanggilnya, aku sangat terkejut. Apakah remaja yang waktu itu, setiap hari gaya rambutnya berbeda? tapi... warna kulitnya, caranya berjalan dan berdiri, dan suaranya, juga manners-nya sangat berbeda, tapi wajahnya sangat mirip, sama. Aku penasaran. 

Aku terus saja bertanya-tanya dalam hati, siapa remaja laki-laki yang barusan aku lihat? Apa benar dia yang waktu itu? Tapi.. tak muncul reaksi apapun darinya. 


∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞


Pergantian jam pelajaran, karena bosan, aku pun pergi keluar untuk mencari udara segar sekaligus pergi ketoilet untuk membetulkan kerudungku. Saat hendak menuju tangga, tiba-tiba aku melihat seseorang yang baru saja keluar dari ruangan BP/BK, remaja laki-laki yang aku lihat sewaktu classmeet futsal. Iya, itu benar-benar dia! Dia berjalan seperti anak kecil, entah, dia merentangkan kedua tangannya layaknya akan terbang, sambil berjalan perlahan menuruni tangga kecil, dia berjalan arah yang sama denganku, hanya saja dia membelakangi aku. 
Dia benar-benar lucu saat berjalan seperti itu, seperti anak kecil yang sedang menikmati masa kecilnya, aku tertawa kecil saat melihatnya melakukan itu, entah kenapa, aku merasa senang melihatnya seperti itu.. aku merasa ingin melakukannya juga. 

Saat kembali dari toilet, aku kembali melihatnya masuk kedalam ruangan BP/BK, seharusnya dia tahu aku sedang melihat kearahnya.. seharusnya.



∞ ∞ ∞ ∞ ∞ ∞
Tobe continued next part...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar